Pages

Minggu, 09 Desember 2012

Perbedaan lensa zoom dengan lensa fix

Perbedaan Lensa Zoom dengan Lensa Fix (Prime)

Setelah cukup panjang lebar di postingan saya sebelumnya tentang Jenis-Jenis Lensa Pada Kamera DSLR, dipostingan itu saya masih belum menjelaskan jenis lensa DSLR berdasarkan mekanisme Zoomnya.
Lensa Zoom adalah lensa adalah lensa yang memiliki rentang jarak focus (focal length). Misalnya lensa kit 18-55mm, itu artinya lensa tersebut mampu menangkap objek lebar sebesar 18mm hingga telephoto mini sebesar 55mm. Lensa Zoom biasanya memiliki 2 bagian ring, satu untuk zoom & satu lagi untuk mencari fokus.
Namun sayangnya untuk lensa jenis ini memiliki bukaan/ aperture-nya tida bisa semaksimum lensa fix (prime). Selain itu aperture maksimum pada jenis lensa ini tidak semuanya sama bisa digunakan pada jarak fokus tertentu (zoom). Namun fasilitas zoom yang disediakan tentu membantu kita saat proses pengambilan gambar.
contoh lensa zoom :  AF-S DX Zoom-Nikkor 18-55mm f/3.5-5.6G ED II
http://cdn-4.nikon-cdn.com/en_INC/IMG/Assets/Camera-Lenses/2010/2170_AF-S-DX-Zoom-NIKKOR-18-55mm-f-3.5-5.6G-ED-II/Views/353_2170-AFS_DX_18-55II_Gray.png

Sedangkan Lensa Fix atau biasa disebut Lensa Prime adalah kebalikan dari lensa Zoom. Lensa Fix adalah lensa yang tidak memiliki rentang jarak fokus, lebih singkatnya lensa jenis ini adalah lensa tanpa fasilitas zoom. Jarak fokusnya hanya tertuju satu arah, maka dari itu lensa ini hanya memiliki satu ring fokus di bagian bodynya. Jadi kita harus berpindah-pindah untuk mendapatkan angle dari objek yang kita foto.
http://cdn-4.nikon-cdn.com/en_INC/o/1lscfwoeqib1ct2embFJCGz2arM/Views/353_2200_40mm_front.png
Namun yang menjadi kelebihan lensa ini karena tidak memiliki fasilitas zoom adalah bukaan aperturenya lebih besar dari lensa zoom. Hal ini juga membuat harganya sedikit lebih murah. Namun jangan takut kualitasnya jelek, karena lensa jenis ini sangat cocok untuk mencari DOF & bokeh dengan bukaannya yang besar. Bodynya pun lebih kecil jika dibadingkan dengan lensa zoom.
Namun meski memiliki satu jarak fokus saja, ada berbagai macam jenis lensa fix berdasarkan jarak fokusnya yang sudah disesuaikan. Mulai dari lensa fix dengan jangkauan 18mm, hingga ada lensa fix buatan Nikkor yang mampu menangkap objek dengan jarak fokus 600mm.
contoh lensa fix :  AF-S DX Micro-NIKKOR
40mm f/2.8G

Bagaimana ? Sudahkah postingan ini membantu teman-teman yang membacanya ? d^^, hehehehe

Panduan memilih lensa kamera DSLR

Panduan memilih Lensa kamera DSLR

 

Ada banyak jenis dan macam lensa kamera DSLR. Selain berbeda jenis atau tipenya, perbedaan harga pun amat mencolok, mulai dari kurang dari satu juta hingga ratusan juta rupiah. Hal ini bisa membuat bingung mereka yang berencana membeli kamera DSLR atau menambah koleksi lensanya. Bila di artikel lalu kami sudah sajika cara menilai kualitas lensa DSLR, kini kami hadirkan panduan dalam memilih lensa DSLR. Selamat membaca.

Panduan yang kami susun kali ini bersifat umum dan simpel, tidak seperti panduan sebelumnya yang khusus membahas lensa Canon dan Nikon saja. Di artikel kali ini kami golongkan lensa DSLR dalam berbagai kelompok utama, yaitu berdasarkan diameternya, berdasarkan jenisnya dan berdasarkan bukaan diafragmanya.

Diameter Lensa


Pertama, berdasarkan diameter lensa, kini dikenal dua golongan umum yaitu :

  • lensa full-frame (35mm)

  • lensa crop sensor

Untuk lensa full-frame, diameter optiknya lebih besar daripada lensa crop sensor. Hal ini karena lensa full-frame didesain untuk bisa dipakai di DSLR full-frame dan SLR film 35mm. Di pasaran, kita perlu mengenali kode yang menunjukkan lensa full-frame, misalnya EF untuk Canon, FX untuk Nikon, DG untuk Sigma dsb.

Sedangkan lensa crop sensor berukuran lebih kecil, didesain untuk DSLR dengan sensor yang lebih kecil dari sensor full-frame, yaitu sensor APS-C (Canon, Nikon, Pentax, Sony) dan sensor Four Thirds (Olympus). Lensa ini memiliki diameter yang lebih kecil dari lensa fll-frame, meski tetap memiliki desain mounting yang sama. Artinya, kita bisa saja memasang lensa crop sensor ini pada DSLR full frame, namun pada hasil fotonya akan terdapat lingkaran di bagian luar foto (vignetting) akibat ukuran sensor yang lebih besar dari diameter lensa. Lensa crop sensor ini dikenali dari kodenya seperti EF-S untuk Canon, DX untuk Nikon, DC untuk Sigma, DA untuk Pentax dsb.

sensor01

Gambar di samping menunjukkan perbedaan ukuran antara sensor APS-C dan sensor full-frame 35mm. Lingkaran merah menunjukkan diameter lensa full-frame dan lingkaran hijau menunjukkan diameter lensa crop. Tampak kalau diameter lensa crop telah didesain untuk menyesuaikan ukuran bidang sensor APS-C yang memang lebih kecil dari sensor 35mm. Adakalanya pemilik kamera APS-C justru memakai lensa full frame. Hal ini disebabkan karena untuk kebutuhan profesional kebanyakan lensa yang tersedia adalah lensa full-frame. Contohnya, untuk kebutuhan profesional, pemakai kamera EOS 7D akan memilih lensa EF 70-200mm.

Jenis fokal lensa


Ditinjau dari jenis lensa, ada dua kelompok utama yaitu lensa fix (prime) dan lensa zoom. Simpel saja, lensa fix artinya hanya memiliki satu nilai panjang fokal, sedang lensa zoom bisa berubah dari fokal terpendek hingga terpanjang. Lensa zoom sendiri terbagi atas beberapa rentang fokal, seperti zoom wide, zoom normal dan zoom tele. Ada juga lensa sapu jagad, alias bisa bermain zoom dari wide hingga tele yang praktis untuk dibawa bepergian. Kali ini kami uraikan untung rugi dari tiap pilihan yang ada :

Lensa prime / fix

fix
 
Pentax 70mm f/1.4
 
Lensa prime adalah lensa yang hanya punya satu nilai fokal, misal 35mm, 50mm, 100mm dsb. Lensa jenis ini umumnya punya bukaan maksimal yang besar, misal f/1.4 atau f/1.8 sehingga cocok untuk dipakai saat low light. Meski ada berbagai macam pilihan fokal dari lensa fix di pasaran, namun yang paling populer adalah lensa 50mm karena punya fokal dengan perspektif normal.
Daya tarik dari lensa fix diantaranya :

  • relatif murah

  • ukurannya kecil dan ringan

  • hasil foto sangat tajam

  • karena punya bukaan besar, bisa menghasilkan DOF yang tipis

  • karena punya bukaan besar, bisa diandalkan untuk low light

Adapun hal yang kurang menyenangkan dari lensa fix adalah lensa ini tidak bisa berganti fokal sehingga untuk merubah posisi fokal kita harus maju atau mundur terhadap objek.
 
Lensa zoom wide

wide
 
Sony SAL DT 11-18mm f/4.5-5.6
 
Lensa zoom wide dalah lensa zoom yang memiliki rentang fokal wideangle mulai dari 10mm hingga 30mm, sehingga cocok untuk landscape dan arsitektur meski kurang cocok untuk potret karena adanya distorsi.
Daya tarik lensa zoom wide diantaranya :
 

  • mampu menghasilkan foto dengan angle dengan kesan luas dan dramatis

  • cocok untuk kebutuhan profesional dan komersil

Namun demikian lensa zoom wide dijual dengan harga yang relatif mahal karena tingginya tingkat kesulitan dalam mendesain lensa tersebut. Di pasaran, lensa semacam ini dijual di kisaran harga 6 juta hingga 12 juta rupiah.

Contoh lensa zoom wide :

  • Canon EF-S 10-22mm f/3.5-4.5

  • Nikon AF-S 10-24mm f/3.5-4.5

  • Pentax DA 12-24mm f/4

  • Sony SAL-DT 11-18mm f/4.5-5.6

  • Olympus Zuiko 9-18mm f/4-5.6

  • Rekomendasi untuk 3rd party : Tokina 11-16mm f/2.8
 
Lensa zoom normal/standar (general purpose)

normal
 
Zuiko 14-54mm f/2.8-3.5
 
Adalah lensa zoom yang memiliki rentang fokal yang dianggap memenuhi kebutuhan wide hingga tele biasa. Lensa semacam ini mampu mengakomodir rentang fokal normal di kisaran 50mm sehingga mampu  menghasilkan foto yang rendah distorsi, dan menghasilkan persepektif yang sama seperti apa yang dilihat oleh mata manusia. Lensa zoom normal akan semakin mahal bila memiliki bukaan besar apalagi bila punya bukaan konstan f/2.8 yang tergolong kelas profesional.

Contoh lensa zoom normal kelas mahal :

  • Lensa 24-70mm f/2.8

  • Lensa 17-55mm f/2.8

Sedangkan lensa zoom normal ekonomis diantaranya :

  • Canon EF-S 17-85mm f/4-5.6

  • Nikon AF-S 16-85 f/3.5-5.6

  • Pentax DA 17-70mm f/4

  • Sony SAL DT 18-70mm f/3.5-5.6

  • Olympus Zuiko 14-54mm f/2.8-3.5

  • Rekomendasi 3rd party : Sigma 17-70mm f/2.8-4

Lensa zoom tele
 

tele2-8
 
Nikon AF-S 70-200mm f/2.8 VR
 
Lensa zoom tele menjadi salah satu lensa yang favorit banyak orang karena kemampuannya untuk dipakai memotret obyek yang jauh, ditambah lagi harganya yang cukup terjangkau. Belum lagi lensa tele mampu menghasilkan foto dengan bokeh yang baik (DOF tipis), bisa dibilang hampir menyamai hasil yang didapat dengan memakai lensa prime.

Namun perlu diingat kalau lensa zoom tele berkisar di fokal tele diatas 100mm, sehingga rentan goyang akibat getaran tangan. Untuk itu para profesional lebih memilih lensa tele bukaan besar dan ditambah fitur stabilizer, sehingga lensa tele masih bisa dipakai di saat kondisi kurang cahaya.
 

Lensa zoom tele terbagi dua kelompok, yaitu kelompok profesional dan kelompok biasa.

Untuk zoom tele profesional diantaranya :

  • Canon EF 70-200mm f/2.8

  • Nikon AF-S 70-200mm f/2.8  (gambar di atas)

  • Pentax DA 60-250mm f/4

  • Sony SAL 70-200mm f/2.8

  • Olympus Zuiko 90-250mm f/2.8

  • Rekomendasi 3rd party : Sigma 70-200mm f/2.8

tele
 
Sigma 70-300mm f/4-5.6
 
Untuk zoom tele biasa, umumnya terdapat pilihan 70-300mm (gambar di atas) yang fokal telenya cukup panjang dan 55-250mm (gambar di bawah) yang lebih ekonomis. Perhatikan kalau lensa tele ekonomis punya variabel aperture (misalnya f/4-5.6), sehingga bukaannya akan semakin mengecil saat lensa di-zoom maksimal. Maka itu lensa tele semacam ini dihindari oleh para profesional karena sulit diandalkan di saat perlu speed tinggi.

tele2
 
Canon EF-S 55-250mm f/4-5.6
 
Meski demikian, lensa tele ekonomis seperti ini laris manis karena harganya murah dan hasil fotonya di tempat yang cukup cahaya masih sangat baik. Jadilah lensa semacam ini menjadi lensa favorit untuk kebutuhan harian dan untuk sekedar hobi.
 
Lensa zoom all-round  / super zoom / sapu jagad

tamron_18-270
 
Tamron 18-270mm f/3.5-5.6 VC
 
Adalah istilah untuk lensa zoom dengan kemampuan mencover rentang wide hingga tele yang ekstrim, hingga lensa ini mampu menggantikan beberapa macam lensa sehingga praktis dipakai kemana saja. Umumnya lensa ini memiliki rentang fokal 18-200mm, meski ada juga yang bisa mencapai 18-270mm (lihat gambar di atas). Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum memilih lensa jenis ini :
 

  • Lensa ini praktis namun tergolong mahal

  • Lensa ini hanya tersedia untuk jenis variable aperture saja

  • Kemampuan optik dari lensa ini tergolong pas-pasan (karena banyaknya elemen optik di dalamnya)

  • Usahakan memilih lensa jenis ini yang dilengkapi dengan fitur stabilizer optik

Pemilihan lensa harus disesuaikan dengan kategori foto yang kita kehendaki. Kategori ini bisa didasarkan pada:

  • Foto yang paling sering kita ambil, atau

  • Tuntutan pekerjaan

 
Dari pemahaman mengenai kategori foto ini, kita dapat menentukan kriteria dari lensa yang kita perlukan. Supaya lebih mudah dimengerti, contohnya sebagai berikut:

  • Paparazzi dan wartawan olahraga sering mengambil foto dari jarak jauh dan perlu kecepatan respon agar tidak ketinggalan momen, jadi perlu lensa tele dengan fokus jauh (di atas 200 mm) yang dilengkapi image stabilizer & motor ultrasonik

  • Foto produk dalam studio dengan penerangan terbatas, perlu lensa dengan jarak fokus pendek (antara 18 sampai 50 mm), bisa memotret dari jarak dekat (makro) dan aperture lebar

  • Foto panggung/ show memerlukan lensa yang mampu memotret dalam kondisi low-light (aperture lebar/ fast lens), respon cepat (motor ultrasonik atau sejenisnya), dan fokus jauh (200 mm atau lebih)

  • Untuk foto jurnalistik, travelling, human interest, yang diperlukan adalah fleksibilitas & kejelian menangkap momen. Lensa vario dengan range lebar (sapujagad) dan bobotyang ringan paling cocok untuk memenuhi keperluan ini, misalnya 18-135 mm atau 18-200 mm


Setelah mengetahui kriteria lensa yang kita perlukan, barulah kita dapat mencari lensa yang sesuai dengan keperluan & anggaran.

Source : http://kamera-gue.web.id/2010/03/21/panduan-memilih-lensa-dslr/


Minggu, 02 Desember 2012

Hasil jepretan







Jenis-jenis lensa

Jenis-jenis Lensa
a. berdasarkan prime-vario
1. Fixed focal/Prime, memiliki panjang fokal tetap, misal Fujinon 35mm F/3.5 memiliki panjang fokal 35 mm. Lensa prime kurang fleksibel, namun kualitasnya lebih tinggi daripada lensa zoom pada harga yang sama
2. Zoom/Vario, memiliki panjang fokal yang dapat diubah, misal Canon EF-S 18-55mm F/3.5-5.6 memiliki panjang fokal yang dapat diubah dari 18 mm sampai 55 mm. Fleksibel karena panjang fokalnya yang dapat diatur

b. berdasarkan panjang focal
1. Wide, lensa dengan FOV lebar, panjang fokal 35 mm atau kurang. Biasanya digunakan untuk memotret pemandangan dan gedung
2. Normal, panjang fokal sekitar 50 mm. Lensa serbaguna, cepat dan harganya murah
3. Tele, lensa dengan FOV sempit, panjang fokal 70mm atau lebih. Untuk memotret dari jarak jauh

c. berdasarkan aperture maksimumnya
1. Cepat, memiliki aperture maksimum yang lebar
2. Lambat, memiliki aperture maksimum sempit

d. lensa-lensa khusus
1. Lensa Makro, digunakan untuk memotret dari jarak dekat
2. Lensa Tilt and Shift, bisa dibengkokan

Ketentuan lensa lebar/tele (berdasarkan panjang focal) di atas berlaku untuk kamera film 35mm. Lensa Nikkor 50 mm menjadi lensa normal pada kamera film 35mm, tapi menjadi lensa tele jika digunakan pada kamera digital Nikon D70. Pada Nikon D70 FOV Nikkor 50 mm setara dengan FOV lensa 75 mm pada kamera film 35mm

Peralatan bantu lain
- Tripod , diperlukan untuk pemotretan dengan kecepatan lambat. Pada kecepatan lambat, menghindari goyangan kamera jika dipegang dengan tangan (handheld). Secara umum kecepatan minimal handhel adalah 1/focal.
Membawa tripod saat hunting bisa merepotkan. Untuk keperluan hunting biasanya tripod yang dibawa adalah tripod yang ringan dan kecil.
- Monopod , mirip tripod, kaki satu. Lebih mudah dibawa. Hanya dapat menghilangkan goyangan vertikal saja.
- Flash/blitz/lampu kilat , untuk menerangai obyek dalam kondisi gelap
- Filter , untuk menyaring cahaya yang masuk. Ada banyak jenisnya :
UV, menyaring cahaya UV agar tidak terjadi hazy pada foto2 landscape, sering digunakan untuk melindungi lensa dari debu.
PL/CPL (Polarizer/Circular Polarizar) untuk mengurangi bayangan pada permukaan non logam. Bisa juga untuk menambah kontras langit

Apa itu PHOTOGRAPHY


Apa Itu PHOTOGRAPHY

[PHOTOGRAPHY]
Salam Photography,
Marilah kita belajar bersama tentang apa itu Photography
Dalam seni rupa, fotografi adalah proses pembuatan lukisan dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera.
Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).

Untuk menghasilkan ukuran cahaya yang tepat untuk menghasilkan bayangan, digunakan bantuan alat ukur lightmeter. Setelah mendapat ukuran cahaya yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur cahaya tersebut dengan mengatur ASA (ISO Speed), diafragma (aperture), dan penggunaan filter.

Kecepatan film / ISO (ASA)
Kecepatan film adalah istilah dalam fotografi untuk mengukur tingkat kesensitivitas atau kepekaan film foto terhadap cahaya. Film dengan kepekaan rendah (memiliki angka ISO rendah) membutuhkan sorotan (Inggris: exposure) yang lebih lama sehingga disebut slow film, sedangkan film dengan kepekaan tinggi (memiliki angka ISO tinggi) membutuhkan exposure yang singkat.
Skala kecepatan film ISO
Standarnya dikenal dengan ISO 5800:1987 dari International Organization for Standardization (ISO) yang menetapkan skala linear dan skala logaritmik untuk mengukur kecepatan film. Skala linear ISO dikenal dengan ASA.